Beberapa konsep dasar akuntansi adalah sebagai berikut:
1)Entitas akuntansi (Accounting Entity)
Dipandang dari konsep akuntansi, perusahaan merupakan suatu entitas (kesatuan usaha) yang terpisah dan berdiri sendiri di luar entitas ekonomi lain.
Misalnya Murni, seorang pemilik rumah makan mempunyai rekening Koran yang saldonya di bank adalah Rp 20.000.000 pada akhir tahun. Dari jumlah tersebut, yang dihasilkan dari operasi usahanya adalah hanya setengahnya Rp 10.000.000. Sisanya Rp 10.000.000 berasal dari penjualan motor boat milik keluarganya. Jika Maryono mengikuti konsep entitas, ia akan memperlakukan uang yang dihasilkannya dari usahanya sebagai bagian yang terpisah dari uang yang dihasilkan dari penjualan barang yang bukan milik perusahaan tetapi miliknya sendiri. Pemisahan ini akan dapat memperjelas dalam melihat posisi keuangan perusahaan.
2)Kesinambungan (Going Concern)
Bahwa perusahaan diasumsikan tidak berhenti di satu periode saja, melainkan berlanjut terus dan bukan untuk dijual.
Berdasarkan konsep kesinambungan, diasumsikan bahwa perusahaan akan terus menggunakan aktiva-aktiva yang dimilikinya dalam melakukan operasinya untuk mencapai tujuan mereka. Untuk lebih dapat memahami konsep kesinambungan, perhatikan kebalikannya, yaitu berhenti berusaha. Anda mungkin pernah melihat iklan mengenai penjualan aktiva dari suatu perusahaan yang menutup usahanya. Perusahaan itu berusaha menjual sluruh aktivanya. Dalam hal ini nilai yang dapat diandalkan dari aktiva tersebut adalah harga pasar yang berlaku. Walaupun demikian, berhenti berusaha adalah suatu pengecualian bukan suatu aturan/hukum., karena itu catatan akuntansi harus mendaftar nilai aktivanya berdasarkan harga perolehannya.
3)Periode akuntansi (Accounting period)
Pada umumnya suatu periode akuntansi terdiri dari 12 bulan atau satu tahun.
4)Objektif (objective)
Bahwa pencatatan transaksi-transaksi harus didasarkan pada dokumen asli
5)Pengukuran dalam satuan uang (Monetary measurement unit)
Bahwa pengungkapan dan penuangan transaksi harus dinyatakan dalam nilai uang. Kita mengasumsikan bahwa daya beli dari rupiah secara relative adalah stabil. Konsep satuan moneter stabil ini adalah sebagai dasar untuk mengabaikan adanya efek dari inflasi di dalam catatan akuntansi. Sehingga kita dapat mengurangkan atau menambahkan nilai-nilai rupiah yang tercatat seolah-olah setiap rupiah tersebut memiliki daya beli yang sama.
6)Harga pertukaran (Historical cost)
Bahwa aset selalu dicatat dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan atau nilai belinya karena lebih obyektif dan mudah untuk pelaporannya.
7)Penandingan beban dengan pendapatan (Matching cost against revenue)
Konsep ini menekankan perlunya menghubungkan beban biaya dengan pendapatan yang diakui pada periode yang sama.
No comments:
Post a Comment