Lingkungan sebagai Ruang Lingkup
Kegiatan Organisasi, Sebagaimana telah diterangkan dalam bab sebelumnya, organisasi bisnis
akan berhadapan
dengan lingkungan organisasinya, baik lingkungan yang secara langsung memengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan
organisasi bisnis, maupun lingkungan yang
secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis. Pada intinya, setiap
organisasi atau perusahaan pada
akhirnya perlu menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya merupakan reaksi
atas tuntutan dari lingkungan atau juga sebaliknya merupakan upaya untuk
memengartihi lingkungannya.
Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, maka
organisasi bisnis perlu.memiliki tanggung
jawab bahwa kegiatan yang dilakukannya
membawa ke arah perbaikan lingkungan masyarakat pada umumnya, dan bukan
sebaliknya. Sebagai contoh, perusah~ian yang membuang limbah seenaknya pada
dasarnya kurang 'bertanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat. Dengan demikian, sudah semestinya organisasi
bisnis atau perusahaan perlu
menyadari bahwa dirinya memiliki apa yang dinamakan dengan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Tanggung jawab sosial ini dapat berupa
tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadcian ekonomi
masyarakat pada umumnya, partisipasi perusahaan dalam pembangtm,ln lingkungannya, dan lain sebagainya.
Mereka yang berpandangan
bahwa perusahaan perlu memiliki tanggung jawal sosial menganggap bahwa banyak persoalan di masyarakat muncul sebagai
akibat dari kegiatan perusahaan yang
dijalankan. Oleh karena masalah tersebut
merupakan akibat dari kegiatan yang
dijalankan oleh perusahaan, maka perusahaan
perlu untuk memikul tanggung jawab untuk penyelesaian masalah tersebut. Sebagai
contoh, limbah industri merupakan akibat dari adanya industri yang
beroperasi di suatu wilayah. Oleh karena limbah
ini merupakan akibat dari kegiatan industri, maka sudah sernestinyalah industri tersebue menyelesaikan pula
persoalan limbah tersebut agar tidak merugikan masya. rakat. Di sisi lain, mereka yang pro terhadap tanggung jawab
sosial yang harus dipikul perusallaan menganggap bahwa perusahaan juga
merupakan bagian dari masyarakat, schingga
perlu juga untuk bersama-sama dengan masyarakat mewujudkan keadaan yang
lebih baik. Demikian pula seterusnya sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel diatas
Di sisi lain, mereka yang kontra terhadap tanggung jawab
sosial yang harus dipikul perusahaan
beranggapan bahwa perusahaan tidak perlu terlibat dalam tanggung jawab sosial karena pada dasarnya perusahaan tidak
memiliki ahli-ahli khusus untuk menangani
tanggung jawab sosial ini dalam perusahaan. Selain itu, mereka beranggapan
bahwa keterlibatan perusahaan yang terlalu jauh dalam tanggung jawab
sosial justru I akan memberikan kekuatan yang lebih besar bagi perusahaan untuk dapat mengontrol !
masyarakat, padahal yang bertugas untuk mengontrol masyarakat adalah
pemerintah. Mereka juga bcranggapan bahwa pada dasarnya tujuan dari perusahaan adalah
untuk meraih profit dan bukan untuk membantu masyarakat sebagaimana
halnya yang dilakukan oleh berbagai lembaga
sosial, seperti yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lain sebagainya.
Perusahaan perlu memberikan
tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaannya dalam lingkungan dan masyarakat.
Hanya saja tanggung jawab sosial yang harus dipikul
perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik
oleh pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang
dominan di masyarakat, namun bersama-sama
dengan pemerintah dan masyarakat mewujudkan lingkungan ke arah yang
lebih baik.
Salah satu contoh tanggung jawab
sosial yang telah dipikul oleh perusahaan adalah sebagaimana yang telah
dilakukan oleh PT ISM Bogasari yang bergerak dalam bisnis tepung. Salah satu bentuk tanggung jawab sosial
dari Bogasari adalah dengan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada para
petani gandum bagaimana agar dapat
bertani; dengan baik dan
mengelola pertaniannya dengan baik. Di sisi lain, perusahaan ini juga telah memberikan bantuan berupa fasilitas
sosial kepada masyarakat sosial untuk dapat
memanfaatkannya, seperti fasilitas kesehatan, tempat beribadah, dan lain-lain. Setiap tahun juga perusahaan terlibat dalam
kegiatan seremonial mendukung minat dan
bakat masyarakat seperti terlibat dalatn pertandingan-pertandingan
olahraga.
Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari
Perusahaan
perkembangan yang pesat dalam
teknologi informasi membawa konsekuensi logi bahwa n'asyarakat semakin
mudah untuk memperoleh informasi. Informasi terkait dengan apa yang baik bagi masyarakat termasuk juga
apa yang tidak. Konsekuen dari
kenyataan ini, perkembangan dunia bisnis di masa yang akan datang akan berhadapan dengan masyarakat yang semakin peka terhadap lingkungannya sekaligus segala bentuk aktivitas yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, perusahaan akan berhadapan dengan
tuntutan yang lebih besar dari sisi tanggung
jawab sosial seiring dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya.
Ada beberapa
strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan., sebagaimana yang dikemukakan oleh Kreitner (1992), yaitu strategi reaktif, defensif, proaktif, dan
akomodatif.
Kegiatan bisnis yang melakukan
strategi reaktif dalam tanggung jawab
sosial cenderung menolak arau
menghindarkan diri. dari tanggung jawab sosial. Contohnya perusahaan tembakau
di masa lalu cenderung untuk tnenghindarkan diri dari isu yang menghubungkan antara konsumsi rokok dengan
peluang terjadinya penyakit kangker Akan terapi, dikarenakan adanya peraturan pemerintah untuk mencantumkan
bahaya rokok dalam setiap Man, maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.
Strategi Defensif (Dcfensive
Social Responsibility Strategy)
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait
dengan penggunaan pendekatan legal atau
jalur hukum untuk menghindarkan diri
atau menolak tanggung jawab sosial. Perusahaan yang menghindarkan diri
dari tanggung jawab penanganan l.imbah bisa
saja berargumen melalui pengacara yang disewanya
untuk mempertahankan diri dari tuntutan huktma dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang
limbah ke sungai ketika di lokasi perusahaan
tersebut beroperasi, terdapat juga perusahaan lain yang beroperasi.
Strategi Akomodatif (Acommodative
Social Responsibility Strategy)
Bcberapa perusal-wan
memberikan tanggung jawab sosial berupa pelayanan kesehatan, kebersihan, dan lain
sebagainya, bukan dikarenakan perusahaan
menyadari perlunya tanggung jawab
sosial, namun di,karenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan
lingkungan sekitar akan hal tersebut. Tindakan seperti ini terkait dengan
strategi akomodatif dalam tanggung
jawab sosial. Contoh lainnya, perusahaan-perusahaan besar pada era Orde
Baru dituntut untuk memberikart pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena adanya
kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai
langkah akomodatif yang diambil
setelah pemerintah menuntut para korporat untuk lebih memerhatikari para
pengusaha kecil.
Stratcgi Proaktif (Proaktive Social Responsibility Strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan
strategi proaktif dalam tanggung jawab sosial ntemandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab
untuk memuaskan stctlceholders.
Jika stakeholders terpuaskan,
maka citra positif terhadap perusahaan
akan terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan
akan diterima oleh masyarakat dan
perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan herpotensi
untuk menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang disandangnya Langkah yang dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, rnisalnya dengan membuat
kegiatan khusus penanganan limbah keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial di
lingkungan masyarakat, atau dengan memberikat, pelatihan-pelatihan terhadap tnasyarakat di lingkurigan sekitar perusahaan
MANFAAT TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Tanggung jawab sosial sebagai
konsekuensi logis keberadaan perusahaan di sebua lingkungan tnasyarakat
mendorong perusahaan ttntuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial.
Pandangan ini tentunya bukan tanpa alasan karena pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat
dalam jangka panjang bagi semua pihak yang dalam hal ini perusahaan,
masyarakat, dan pemerintah
Manfaat Bagi
Perusahaan
Manfaat yang jelas bagi
perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari
masyarakat akan kehadiran perusahaan lingkungannya.
Kegiatan perusahaan dalam jangkaa panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi masyarakat. Selain ntembantu perekonomian masyaraka perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat
membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya, perusahaan justr akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali akan menawarkan sesuatu kepada
masyarakat. Perusahaan tidak saja
dianggap sekadar menawarkan produk untuk diberikan masyarakat, tetapi
juga dianggap menawarkan sesuatu yang akan membawa perbaikan bagi masyarakat.
Manfaat Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat dari
tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan sangatlah jelas. Selain bahwa beberapa
kepentingan masyarakat diperhatikan oleh perusahaan, tnasyarakat juga akan mendapatkan
pandangan baru mengenai hubungan. perusahaan dan masyarakat yang
barangkali selama ini hanya sekadar dipahami sebagai hubungan produsen-konsumen, atau hubungan antara penjual dan pembeli saja Masyarakat akan memiliki pandangan baru
bahwa hubungan antara masyarakat dalam dunia
bisnis perlu diarahkan untuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Hubungan masyarakat dan
dunia bisnis tak lagi dipahami sebagai hubungan
antara pihak yang tnengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat
lingkungan yang lebih baik. Tidak hanya sektor perekonotnian, tetapi juga dalam sektor sosial, pembangunan, dan lain-lain.
Manfaat Bagi Pemerintah
Manfaat sebagai pemerintah dengan adanya tanggung
jawab sosial dari pemerintah juga sangatlah jelas. Pemerintah pada akhirnya
tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam
hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dalam memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah
sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan
masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut.
Sebagian tugas pemerintah dapat
dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau
organisasi bisnis.
MASA DEPAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL .
Perusahaan akan menghadapi tuntutan untuk terlibat lebih
banyak dalam tanggung jawab sosial di masa yang
akan datang. Hat ini didukung oleh penelitian empiris yang dilakukan di antaranya oleh Vamos dan Power (1990),
sebagaimana dapat dilihat dalam Busmess
Week Edisi 23 April 1990.
Strategi proaktif dari perusahaan dalam
kaitannya dengan tanggung jawab sosial tampaknya tidak dapat dihindarkan
lagi di masa yang akan datang. Dalam
penelitian tersebut disimpulkan bahwa mayoritas responden dari para eksekutif dan mahasiswa program bisnis menyatakan bahwa perusahaan perlu untuk lebih terlibat dalam tanggung jawab sosial,
seperti keterlibatan dalam sektor pendidikan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan dan masyarakat, pengangguran, dan lain-lain.
Beberapa lsu Seputar Etika
Kreitner (1992) memberikan uraian
dari beberapa isu seputar etika di masa kini yang sering kali dihadapi oleh perusahaan. Di
antara beberapa isu tersebut adalah:
1.
Penggunaan obat-obatan terlarang
2.
Pencurian oleh para pekerja atau korupsi
3.
Konflik kepentingan
4.
Pengawasan kualitas atau quality control
5.
Penyalahgunaan
informasi yang bersifat rahasia
6.
Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
1.
Penyalahgunaan penggunaan aset perusahaan
2.
Pemecatan tenaga kerja
1.
Polusi lingkungan
2.
Cara bersaing
dari perusahaan yang dianggap tidak etis
3.
Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
4.
Pemberian hadiah
kepada pihak-pihak tertentu yang terkait
dengan pemega kebijakan
5.
Dan lain sebagainya.
Beberapa isu ini tak jarang
terjadi dalam satu perusahaan, sehingga taktis perusahaan tersebut dianggap
tidak menjalankan kegiatannya secara etis. Di sisi lain, sebagian perusahaan telah berusaha untuk melakukan yang
terbaik sehubungan dengan berbagai isu
etika tersebut. Peran pemerintah sangat penting untuk dapat menjamin perusahaan
dan masyarakat dapat menjalankan kegiatannya
secara lebih beretika.
MENGUKUR ETIKA
MANAJEMEN
Sekalipun tidak secara sempurna
menjelaskan kriteria dan
panduan untuk
menilai . tindakan
yang etis maupun tidak, namun model penilaian etika tersebut di atas setidaknya dapat memberikan sedikit
penjelasan bagaimana sebuah tindakan atau kegiatan bisa dinilai dari kriteria
etikanya. Dalam praktiknya, model tersebut
bisa dikembangkan Standar
Aturan Mengenai Etika Perusahaan (Code of Ethics). Upaya lain yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menetapkan standar aturan mengenai etika yang harus
dijalankan oleh perusahaan atau
sering kali dinamakan sebagai code of ethics.
Implementasi dari code of ethics
ini akan sangat efektif jika memenuhi dua syarat, yaitu pertama, perusahaan perlu menyatakan secara spesifik
kepada publik mengenai code of ethics yang mereka jalankan. Sebagai
contoh, Perusahaan Xerox menetapkan
aturan bahwa perusahaan mereka akan
melakukan kejujuran terhadap pelanggan, tidak akan memberikan sogokan, tidak
akan merahasiakan sesuatu terhadap konsumen, maupun tidak akan melakukan
penipuan yang terkait dengan
harga. Pernyataan spesifik ini mereka nyatakan dalam berbagai kesempatan di depan
khalayak ramai dan publisitas yang mereka lakukan. Syarat kedua agar code
of ethics ini bisa berjalan
secara efektif adalah perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui sistem pengawasan tertentu
seperti reward and punishment
system dan lain sebagainya.
Tanpa ada dukungan dari manajemen puncak, code of ethics ini pun
akan sulit untuk diimplementasikan.
Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Upaya lain untuk menjamin bahwa perusahaan
akan menjalankan kegiatannya secara lebih beretika adalah dengan melibatkan publik dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak
beretika. Dalam istilah manajemen ini dinamakan sebagai whistle-blowing (meniup peluit). Konteksnya
adalah bahwa jika sebuah perusahaan menjalankan suatu kegiatan yang tidak memenuhi standar etika dan perusahaan cenderung membiarkan praktik
tersebut untuk terus berjalan, kenyataan ini kemudian dilaporkan oleh anggota
perusahaan kepada pihak publik seperti media massa , lembaga swadaya masyarakat, ataupun pemerintah yang representatif untuk menangani kasus-kasus seperti ini. Upaya ini akan
mendorong perusahaan agar
benar-benar
memerhatikan kepentingan
publik, dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan perusahaan, maka
perusahaan akan menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat.
No comments:
Post a Comment