Organisasi
Bisnis sebagai Bagian dari Lingkungan, Organisasi
sebagai kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan
bagian dari lingkungan dan masyarakat.
Sebagai contoh, sebuah keluargau atau
rumah merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), hingga lingkungan yang lebih besar lagi. Sebuah perusahaan atau
organisasi bisnis yang beroperasi di sebuah lingkungan
tidak dapat menafikan bahwa selain kegiatan bisnis yang dikelolanya, organisasi tersebut juga
terlibat dengan lingkungan di seputar organisasi. Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu memahami lingkungan
apa saja yang terkait secara langsung
maupun tak langsung dengan kegiatan organisasi. Misalnya, ketika sebuah
perusahaan beroperasi di daerah di mana
masyarakatnya mengalami tingkat pengangguran yang tinggi, maka organisasi tersebut perlu memikirkan
kenyataan tersebut dan kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi. Apabila
tingkat pengangguran tinggi di daerah tersebut, maka bisa dipastikan bahwa
tingkat pendapatan juga akan rendah. Akibatnya, penjualan barang atau jasa yang
ditawarkan oleh organisasi akan mengalami
hambatan.
Pada praktiknya perusahaan barangkali perlu memikirkan
untuk merekrut tenaga kerja dengan
memprioritaskan masyarakat di sekitar perusahaan tersebut beroperasi. Selain sebagai tanggung jawab sosial, juga sebagai
upaya untuk meningkatkan daya beli
masyarakat. Contoh lainnya adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan
garmen penghasil tekstil. Limbah merupakan salah satu persoalan yang diakibatkan
oleh perusahaan semacam garmen. Jika pengolahan limbah diabaikan, dampak
limbah menimbulkan bahaya pada masyarakat. Masyarakat
yang menyadari ini akan
mengajukan keberatan dan mungkin gugatan terhadap perusahaan. Akibatnyn, kegiatan perusahaan terancam akan terganggu, dan
lebih buruk lagi jika terancam ditutup•
Dalam hat ini perusahaan perlu menyadari bahwa masyarakat merupakan salah
satu lingkungan yang mesti diperhatikan dalam menjalankan kegiatan perusahaan,
Kenyataan di atas menunjukkan bahwa organisasi tidak dapat mengabaikan
bahwo mereka merupakan bagian dari lingkungan, khususnya hllgkungan masyarakat.
Oleh karena itu kegiatan manajemen yang akan dilakukan semestinya
mempertitnbangkan faktor-faktor lingkungan yang
terkait dengan organisasi, baik yang bersifat
langsunL maupun tidak langsung.
Lingkungan apa saja yang terkait
dengan organisasi? Secara garis besar
lingktuzgan organisasi dapat dibagi dua, yaitu lingkungan internal lingkungan yang
terkait dengan eksistensi sebuah organisasi, dan lingkungan eksternal atau lingkungan yang terkait dengan kegiatan
operasional organisasi dan bagaimana kegiatan operasional ini dapat bertahan.
Lingkungan eksternal ini dapat terbagi juga menjadi dua, yaitu lingkungan yang
terkait langsung dengan kegiatan operasional organisasi,
atau sering kali dinamakan sebagai lingkungan
mikro dari organisasi, dari lingkungan
yang tidak terkait secara langstmg dengan kegiatan operasional organisasi atau lingkungan
makro dari organisasi.
Lingkungan
Internal organisasi
Yang dimaksud dengan lingkungan internal
organisasi adalah berbagai hat atau berbagai pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi, dan memengaruhi langsung terhadap setiap program,
kebijakan, hingga "denyut nadi"- .
nya organisasi. Yang termasuk ke dalam
lingkungan internal organisasi adalah para pemilik organisasi (owners), para pengelola organisasi (board
of managers or directors), para
staf, anggota atau para pekerja (employees),
serta lingkungan fisik organisasi
(physical work environment).
Pemilik
Organisasi (Owners)
Apabila organisasi dijalankan oleh
pemiliknya sendiri, maka sang pemilik perlu menyadari apa
sebenarnya yang hendak dicapai oleh organisasi, bagaimana cara mencapainya, dan apakah yang diinginkan oleh
sang pemilik dapat diraih ataukah tidak, dan seterusnya. Akan tetapi, jika organisasi dijalankan bukan oleh
pemiliknya, maka mereka yang menjalankan organisasi perlu memahami apa
yang diinginkan oleh sang pemilik. Dalam
organisasi bisnis misalnya, keinginan para pemilik bisa diketahui pada saat dilakukan rapat anggota tahunan (koperasi)
atau rapat umum pemegang saham (Perseroan Terbatas). Di antara contoh keinginan
para pemilik, misalnya para pemilik menginginkan
keuntungan yang harus dicapai oleh
organisasi pada tahun tertentu adalah 20 persen. Dengan keinginan ini,
maka para pengelola organisasi bisnis perlu memikirkan
bagaimana target keuntungan 20 persen
tersebut dapat dicapai, dengan jalan
bagaitnana, dan seterusnya.
Manajemen (Board of Managers or
Directors)
adalah orang-orang yang menurut para pemilik organisasi perusahaan
dinyatakan atau ditunjuk sebagai pengelola organisasi dalam aktivitasnya sehari-hari
untuk suatu periode tertentu. Orang-orang ini bekerja secara profesiona berdasarkan tugasnya masing-masing, dan dalam periode tertentu harus melaporkat setiap
kegiatannya kepada para pemilik perusahaan. Dalam
beberapa hat, tim ini memiliki kebebasan dalam menentukan kebijakan organisasi, dan dengan cara apa
organisasi tersebut akan mencapai tujuannya. Akan tetapi dalam hat lain, tim
manajemen ini memiliki keterbatasan dalam mengambil keputusan, apalagi jika keputusan tersebut
berbeda dengan apa yang diinginkan
olel para pemilik perusahaan. Sebagai contoh, tim manajemen kadangkala
akan berhadap dengan adanya tuntutan
kenaikan gaji dari para anggota atau pekerja. Namun, d sisi lain bisa jadi para pemilik perusahaan menuntut justru agar dilakukan efisien atau penghematan biaya atau penggunaan dana organisasi. Akibatnya, tidak
jaran tim manajemen ini akan
berurusan dengan konflik internal organisasi,
apakah antar tim manajemen, antara
tim manajemen dengan para pekerja, atau tim manajemen dengan para
pemilik organisasi. Organisasi perlu
memahami tim manajemen ini karena tim inilah yang akan menjadi penggerak arah dari kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya. Jika tim tidak dapat mengarahkan organisasi ke arah pencapaian
tujuannya, maka dapat dikatakan tim
tersebut secara efektif tidak dapat bekerja dan sulit untuk dipertahankan.
Para Anggota atau Para Pekerja (Employees)
Organisasi perlu memahami para
pekerja atau para anggota organisasi karena setiap anggota atau pekerja memiliki karakteristiknya masing-tnasing.
Perbedaan karakteristik dari setiap anggota atau pekerja dapat
disebabkan oleh motif yang berbeda-beda. Moto yang berbeda-beda juga dapat disebabkan olch adanya dorongan kebutuhan, yang jenisnya juga berbeda-beda. Sebagai
konsekuensinya, para pengelola organisasi perlu memahami latar belakang dari
setiap anggota atau pekerjanya masing-masing untuk kemudian dapat ditugaskan dan diarahkan guna
pencapaian tujuan.
Lingkungan Fisik Organisasi
(Physical Work Environment)
Pemilik organisasi, pekerja, dan tim manajemen merupakan orang-orang atau sumber daya manusia yang dimi.liki
oleh perusahaan. Sebagaimana telah diterangkan, organisasi memiliki sumber-sumber daya yang tidak hanya orang-orang, tetapi juga stunber daya uang (financial
resources), sumber daya alam (natural
resources), maupun sumber daya informasi (informational resources). Keseluruhan
ini karena sifatnya dapat dikategorikan
sehagai lingkungan fisik dari organisasi perusahaan. Bangunan, uang, peralatan, barang perscdiaan, dan lain sebagainya merupakan lingkungan di mana setiap
saat orang-orang dalam organisasi perusahaan berinteraksi dan memanfaatkannya untuk dapat didayagunakan. Oleh karena sumber daya
tersebut harus digunakan seefektif
dan seefisien mungkin, maka perusahaan perlu pula memahami bagaimana sumber-siimber daya yang termasuk ke dalam lingkungan kerja fisik dari organisasi
ini dapat dikelola dengan baik.
Lingkungan
Eksternal Organisasi
Sebagaimana diterangkan di muka,
lingkungan eksternal atau lingkungan yang terkait dengan kegiatan
operasional organisasi dan bagaimana kegiatan operasional ini dapat
bertahan. Dalam kegiatan operasional, perusahaan berhadapan dan senantiasa berusaha
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan yang terkait langsung atau lingkungan mikro perusahaan dan lingkungan
yang tidak terkait langsung
Lingkungan
Makro Perusahaan
Lingkungan mikro perusahaan adalah
terdiri dari pelanggan (customer), pesaing (competitor),
pemasok (supplier), dan partner strategis
(strategic partner). Sedangkan lingkungan
makro perusahaan terbagi dua, yaitu
lingkungan lokal dan internasional. Lingkungan
lokal dapat berupa para pembuat peraturan (regulators), pemerintah (government),
masyarakat luas pada umumnya (society),
lembaga-lembaga yang terkait dengan kegiatan perusahaan seperti organisasi
nonpemerintah (NGOs), seperti lembaga perlindungan konsumen (YLKI), dan lain
sebagainya. Adapun lingkungan internasional dapat
berupa peraturan internasional (international law), pasar keuangan internasional (international
financial markets), kesepakatan
antarnegara dalam suatu kegiatan tertentu. Organisasi perlu memahami para
pelanggan, karena setiap pelanggan memilik karakteristiknya tnasing-masing. Pelanggan individu akan sangat berbeda
dengar pelanggan institusi misalnya. Pelanggan wanita akan berbeda
dengan pelanggan pria dan seterusnya. Di sisi lain, organisasi juga perlu
memahami bahwa pelanggan kela menengah barangkali perilakunya juga berbeda
dengan pelanggan kelas bawah
Pesaing (Competitor)
Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan
bisnis yang sama dengan organisasi yang
kita jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan
tantangan (sekaligus ancaman) yang dihadapi
organisasi dalam meraih pelanggan.
Jika pelanggan lebih tertarik untuk memperoleh apa yang menjadi kebutuharnya
dari pesaing, maka secara otomatis pelanggan tidak akan mendapatkannya dari
organisasi kita. Bila pelanggan tak lagi tertarik untuk mernenuhi kebutuhannya
melalui organisasi bisnis kita, maka hal
tersebut menjadi ancaman bagi organisasi bias yang kita jalankan. Dan, jika
kenyataan tersebut berlangsung secara terus-menerus dan berkelanjutan
dalam jangka waktu yang cukup lama, maka organisasi bisnis kita akan terancam
bubar karena tak bisa lagi bertahan dan menjalankan fungsi bisnisnya. Dengan kenyataan seperti ini, maka organisasi
bisnis juga perlu memahami pesaing, nya.
Apa yang ditawarkan oleh pesaing
terhadap pelanggan, pada tingkat harga berapa kelebihan apa yang dimiliki pelanggan dibandingkan dengan kita, menjadi sesuatU yang
harus juga dipahami olch. organisasi bisnis. Positifnya, kehadiran pesaing aka ulendorong organisasi bisnis untuk lebih
memperbaiki kualitasnya dari waktu ke waktu sehingga dapat diterima dan
menarik minat para pelanggan.
Pemasok (Supplier)
Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah organisasi, khususnya organisasi bisnis yang
melakukan kegiatan produksi barang jadi dari bcrbagai jenis bahan baku . Sebuah perusahaan sepatu sangat
tergantung sekali dengan para pemasok bahan baku sepatu, dari mulai pernasok kulit, pemasok lem, pemasok benang, dan
sebagainya. Ketergantungan ini tidak saja dilihat dari sisi bahan bakunya,
tetapi juga dari harga yang ditawarkannya. Jika harga bahan baku yang ditawarkan
mahal, maka hal tersebut akan berdampak pada jumlah biaya produksi yang menjadi
lebih tinggi. Akibatnya, harga yang akan ditawarkan kepada para pelanggan cencierung akan lebih tinggi atau mahal pula.
Kenyataan ini pada umumnya justru akan
merugikan perusahaan jika harus bersaing dengan para pesaing. Harga yang mahal untuk barang yang bersifat umtun dan menyangkut hajat orang banyak
cenderung
dihindari oleh para pelanggan.
Partner Strategis (Strategic Partner)
Partner strategis adalah perusahaan lain yang
menjalankan bisnis berbeda dengan perusahaan kita, tetapi secara bersama-sama
bisa menjadi mitra kita dalam menjalankan bisnis yang saling mengtuzttulgkan
kedua belah pihak. Dalam istilah biologi dikenal simbiosis mutualisme yang kurang lebih artinya kerja
sarna yang saling menguntungkan. Misalnya, untuk bisnis jualan baso tahu, maka di
antara partner strategis kita adalah penjual teh botol. Di satu sisi kita perlu
tmtuk menjual baso kita, di sisi lain penjual
teh botol perlu menjual minumannya.
Kedua jenis bisnis ini dapat menjadi partner strategis yang dapat saling menguntungkan kedua jenis bisnis yang dijalankan. Contoh lainnya, antara perusahaan tnakanan siap saji McDonald dengan perusahaan mainan Disney. McDonald perlu tuituk menjual
makanannya. Perusahaan Disney perlu untuk memperkenalkan
dan menjual produknya. McDonald bisa menjual makanannya dengan memberikan daya tarik hadiah berupa mainan
anak-anak dari Disney. Maka dengan cara
ini, Disney merupakan partner strategis dari McDonald.
Regulator .
Regulator adalah pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan dari
kegiatan bisnis yang fair dan
aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan
bisnis. Agar keadaan tersebut dapat terwujud, maka perlu dibuat
aturan-aturan main dapat disepakati oleh
semua pihak di masyarakat dan secara konsisten dijalankan pula oleh
semua pihak di masyarakat tersebut. Regulator dapat berasal dari pemerintah,
maupun berupa institusi atau lembaga yang disepakati untuk dibentuk untuk
tujuan $ebagaimana yang dijelaskan di atas. Untuk perdagangan minyak di
dunia, kita kenal misalnya ada
organisasi OPEC yang dibentuk oleh
negara-negara anggotanya untuk menyepakati
dan menjalankan aturan main yang perlu
dijalankan dalam perdagangan minyak di
dunia. Contoh lain dari regulator yang paling jelas adalah pemerintah. Pemerintah
bertugas menetapkan undang-undang dan peraturan yang terkait dengan kegiatan yang ada di masyarakat, tidak terkecuali kegiatan
bisnis. Aturan mengenai tata cara pendirian perusahaan, aturan mengenai
kegiatan bisnis di lokasi tertentu, aturan
mengenai tarif, pajak, dan retribusi yang dibebankan kepada pelaku bisnis, dan lain sebagainya adalah salah
satu contoh regulasi yang dihasilkan oleh pemerintah. Regulator perlu dipahami oleh setiap organisasi bisnis karena secara
langsung maupun tidak langsung
aturan yang ditetapkan oleh regulator akan
memengaruhi kegiatar bisnis yang dijalankan. Pengaruh dari aturan yang
dijalankan tentu akan memengaruhi perencanaan
bisnis dari perusahaan.
Pemerintah (Government)
Pemerintah adalah pihak yang atas legitimasi politik tertentu di suatu negara diangkat dan bertugas untuk mewujudkan masyarakat
ke arah yang lebih baik dalan pembangunan di segala bidang. Berdasarkan
pengertian ini, maka pernerintah dituntu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan
proaktif, mulai dari pemberian kebijakan,
penetap an aturan pemerintah, hingga upaya-upaya antisipasi dan
penyelesaian atas berbaga masalah yang
ada di masyarakat menuju masyarakat yang lebih
baik di segala bidan€ baik material
maupun spiritual.
Sebuah perusahaan perlu memahami pernerintah karena perusahaan perlu memahami arah dari
setiap kebijakan yang diambil pemerintah, dampaknya terhada kegiatan bisnis, dan peluang apa yang
dapat diambil dari tindakan yang diambil oleh
Pemerintah dalam berbagai hal.
Misalnya saja, dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif listrik dan bahan bakar tninyak, maka
perusahaan akan merasakan dampak dari
kebijakan tersebut.
Berbagai Bentuk Kegiatan Bisnis
Internasional
Agar faktor internasional dari organisasi bisnis dapat
diarahkan rnenjadi peluatt; bagi organisasi
bisnis, maka perusahaan perlu memikirkan bagaimana agar kegiata bisnisnya tidak hanya berhasil di
lingkungan lokal negaranya saja, tetapi juga diperluas ke negara-negara lain. Ada beberapa bentuk
kegiatan bisnis internasional yang dapat dipilih
oleh organisasi bisnis, di antaranya adalah ekspor-impor (export-import), lisens' (licencing), partner
strategis (international strategic
alliance or joint venture), atau investas' langsung
(direct investment).
Kegiatan Ekspor-Impor (Export-Import) ,
Ekspor adalah kegiatan dalam
menghasilkan barang dan jasa di sebuah negar. oleh perusahaan dan menjualnya ke negara lain
atau dipasarkan ke negara lain. Impor adalah
kegiatan dalam mendatangkan barang dan jasa dari negara lain atau negara luar ke sebuah negara di mana perusahaan tersebut berada. Banyaknya
mobil bermerek seperti Toyota,
Mazda, BMW, atau Mercedes, menunjukkan
adanya aktivitas impor, yang dilakukan
di negara kita untuk waktu yang sudah cukup lama. Sebaliknya, adany. pengiriman
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi, Malaysia, Singapura, atau negara lainnya, serta adanya barang-barang
kerajinan rotan kita di negara-negara Eropa,
adalah contoh-contoh bentuk kegiatan ekspor yang dilakukan oleh perusahaan
perusahaan di negara kita.
Lisensi (Licencing)
Lisensi pada dasarnya merupakan
sebuah kesepakatan atau perjanjian di mana sebuah perusahaan memperbolehkan
perusahaan lain untuk menggunakan merek, teknologi, hak paten, atau aset lainnya.
Sebagai kompensasinya, perusahaan yang menggunakan
hak perusahaan lain biasanya diharuskan membayar hak lisensinya berupa sejumlah uang tertentu sebagaimana kesepakatan yang dibuat.
Partner Strategis (International Strategic Alliance )
Partner
strategis sebagaimana dijelaskan di bagian sebelumnya merupakan salah satu
bentuk kerja sama antara perusahaan secara internasional untuk dapat melakukan
kegiatan bisnis yang
saling menguntungkan kedua belah pihak. Salah satu bentuk spesifik dari partner
strategis adalah Joint Venture. Joint Venture dalah bentuk kerja sama bisnis di mana
perusahaan yang berpartner melakukan pembagian kepen'ilikan (sharing ownership)
dalam menjalankan sebuah bisnis (yang umumnya
baru)• Perusahaan-perusahaan makanan siap
saji dari luar negeri (McDonald, KFC A&VU,
dan lain sebagainya) biasanya melakukan bentuk kerja sama bisnis ini, yaitu
antara perusahaan aslinya di luar negeri dengan perusahaan lokal yang
ditunjuk untuk n'enjalankan bisnis ini di
negara lain.
Investasi
Langsung (Direct Investment)
Investasi langsung adalah salah satu bentuk kegiatan
bisnis internasional di mana sebuah
perusahaan membeli sebagian atau keseluruhan aset atau melakukan investasi di sebuah perusahaan di suatu negara tertentu. Pembelian
sebagian saham PT INDOSAT oleh
perusahaan telekomunikasi Singapura, pendirian perusahaan Freeport di Papua, Exxon di Nangroe Aceh Darussalam
(NAD), atau juga pembelian saham PT Bank Niaga dan PT Bank Danamon oleh pihak
Singapura dan Malaysia, merupakan salah satu bentuk investasi langsung yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan
terhadap perusahaan lain di negara yang berbeda.
Faktor-faktor Terkait dalam
Bisnis internasional
Perusahaan yang menjalankan bisnis secara
internasional perlu memerhatikan beberapa hal yang terkait dengan kegiatan
bisnis internasional, terutama yang terkait
dengan kegiatan transaksi bisnis
secara internasional. Ada
tiga faktor terkait yang perlu
diperhatikan, yaitu kontrol dalam perdagangan internasional, eksistensi komunitas dan institusi ekonomi secara internasional, serta
perbedaan budaya antarnegara.
Kontrol
dalam Perdagangan Internasional
Kadangkala.lingkungan internasional dalam bisnis belum
tentu menjamin sebuah perusahaan yang beroperasi secara internasional akan
sukses. Hal ini terkait dengan kepentingan
dari suatu negara dalam menjamin, selain transaksi bisnis bisa dijalankan, luga
kepentingan pebisnis lokal di setiap negara juga terjaga. Amerika Serikat
misalnya, sebelum terjadinya fenomena Oil Boom
(kenaikan harga minyak) pada tahun 1973,
menetapkan.pembatasan atas setiap
barang impor (quota) yangg
masuk ke Amerika, khususnya impor kendaraan
bermotor dan elektronik dari Korea dan Jepang. Hat ini dilakukan agar perusahaan lokal,
seperti General Motors, Ford, dan lain sebagainya, dapat tetap bertahan dalam bisnis. Akan tetapi, setelah terjadinya
fenomena Oil Boom tersebut, maka pemerintah Amerika mengubah
kebijakannya dan membuka kebijakan quota tadi, sehingga sejak tahun
tersebut kendaraan-kendaraan bermotor dari Korea
dan Jepang hingga kini membanjiri negara Amerika.
Komunitas ekonomi adalah kelompok
yang terdiri dari
berbagai negara yang bersepakat untuk mengurangi kendala-kendala dalam
perdagangan internasional (trade barrier)
di antara negara-negara anggota dalaln kelompok tersebut. Di antara
contoh dari komunitas ekonomi tersebut adalah
Kesatuan Eropa (European Union), North
American Free Trade
Agreement (NAFTA), Asia-Pasific Free Trade Agreement (AFTA), dan lain sebagainya. Adanya komunitas
ekonomi ini akan memberikan kekuatan ekonomi yang sangat signifikan
bagi negara-negara anggota dari setiap komunitas tersebut, yaitu dengan adanya kemudahan yang lebih baik daripada
sebelumnya, dan komunitas ini juga menjadi
kekuatan dalam menghadapi kekuatan ekonomi lain di luar kelompok tersebut.
Perbedaan Budaya Antarnegara (Cultural Differences Accross Nations)
Budaya dalam organisasi pada
dasarnya merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh organisasi dan membantu para
anggotanya untuk memahami bagaimana sebenarnya
sebuah organisasi bisnis berjalan, dan apa yang penting dan tidak penting bagi
organisasi bisnis dikaitkan dengan lingkungan di sekitarnya. Jika sebuah
organisasi beroperasi di sebuah lingkungan di mana nilai-nilai yang
dianutnya sesuai dengan apa yang dijalankan
oleh organisasi bisnis, maka organisasi bisnis tidak mengalami kesulitan berarti dalam menjalankan kegiatan bisnisnya,
terkait dengan budaya setempat. Akan tetapi, jika nilai dan norma yang dianut
oleh suatu lingkungan berbeda dengan apa yang
diyakini dan dijalankan oleh perusahaan, maka tidak jarang persoalan budaya ini dapat menghambat kegiatan bisnis dari sebuah
organisasi.
Perusahaan perlu memahami adanya
perbedaan budaya di setiap lingkungan yang berbeda, terutama lingkungan
internasional, agar
dapat lebih jauh melnahami apa yang sebenarnya dianut oleh masyarakat
setempat di mana perusahaan berinteraksi, dan
bagaimana cara beradaptasi dengannya. Sebagai contoh, budaya Indonesia dengan
budaya Malaysia
barangkali tidak terlalu jauh berbeda. Orang Indonesia memiliki kecenderungan untuk tidak langsung to the point dalam mengemukakan
sesuatu. Hal ini juga pada umumnya dianut
oleh orang-orang Melayu di Malaysia. Dalam
kasus General Motors Amerika
tidak mengerti mengapa produknya, Chevrolet Nuvo,
tidak begitu sukses terjual di
Amerika Latin. Usut punya usut,
ternyata Nuvo dalam bahasa Amerika Latin
berarti "tidak dapat berjalan".
Warna hijau di negara-negara Muslim banyak
dipergunakan, tetapi di sebagian negara lain dapat berarti kematian, dan banyak lagi contoh yang terkait
dengan perbedaan budaya ini.
BUDAYA ORGANISASI DAN KEGIATAN BISNIS
Pentingnya
Budaya Bagi Organisasi Bisnis, budaya organisasi pada dasarnya lnerupakan nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan oleh sebuah organisasi
terkait denga lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan
kegiatannya. Budaya organisa penting sekali untuk dipahami karena banyak
pengalaman menunjukkan bahwa te nyata budaya organisasi ini tidak saja
berbicara mengenai bagaimana sebuali organisa bisnis menjalankan kegiatannya
sehari-hari, tetapi juga sangat memengaruhi bagaimal Kinerja yang dicapai oleh
sebuah organisasi bisnis. Sebagai contoh, perusahaan Levis Strauss menganggap bahwa salah satu kunci
kesuksesan bisnisnya adalah disebabk" oleh budaya organisasi yang telah dibangun di sebuah bangunan
selama kurang leb 68 tahun.
Disebabkan perkelnbangan bisnis yang pesat,
para eksekutif di Levis Strauss berpikir
untuk memindahkan perusahaannya ke bangunan yang lebih luas dan besar.
Apa yang kemudian terjadi? Setelah mereka pirxlah ke bangunan 12 lantai, para eksekutif justru menemukan bahwa para anggota perusahaan
tidak menikmati kepindahan kegiatan di bangunan yang baru, dan Kinerja
perusahaan justru menurun. Akhirnya eksekutif di Levi-Strauss memindahkan
kembali kegiatannya ke gedung yang lama Para anggota
perusahaan menganggap bahwa gedung yang lama lebih
membuat mereka merasa nyaman dalam bekerja, karena kesannya yang
informal, dan dapat melakukan interaksi
secara lebih mudah. Ternyata budaya informal yang dibangun di perusahaan Levi-Strauss memegang kunci kesuksesan bisnisnya.
Budaya organisasi pada dasarnya
merupakan "apa yang dirasakan, diyakini, darl dijalani" oleh sebuah organisasi. Bank
Amerika misalnya, memiliki budaya
organisasi untuk bekerja secara formal, ketat, bahkan cenderung kaku
dalam menjalankan peraturan. Para pegawai di perusahaan ini harus memakai pakaian yang
sangat formal seperti kemeja, dasi, dan jas. Berbeda dengan Perusahaan Texas
Instruments yang tnenerapkan budaya organisasi di mana penggunaan
"dasi" merupakan sesuatu yang dihindari
dalam bekerja, dan mereka cenderung untuk berbusana secara informal dan casual, seperti t-shirt, kaos, dan sebagian pekerjanya tnenggunakan jaket.
Budaya organisasi akan sangat berbeda dari satu
perusahaan dengan perusahaan lain. Namun, pada intinya apa yang dianut oleh
sebuah perusahaan akan menentukan bagaimana kesuksesan dapat mereka raih. Namun
demikian, budaya organisasi berbeda tidak
saja antarperusahaan, namun juga antarbagian di sebuah perusahaan. Bagian pemasaran dan SDM barangkali memiliki
budaya organisasi yang lebih fleksibel dibandingkan dengan bagian keuangan dan produksi.
Oleh karena kecenderungan ini ada di setiap organisasi, maka budaya
organisasi merupakan faktor yang akan menentukan
bagaimana tujuan dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
Faktor Penentu Terbentuknya
Budaya Organisasi
Kita barangkali akan
bertanya-tanya dari mana sesungguhnya budaya organisasi itu ada. Berdasarkan catatan
teoritis dan empiris, budaya organisasi merupakan nilainilai dan keyakinan yang dipegang
oleh sebuah organisasi dari sejak organisasi tersebut terbentuk, tumbuh, dan berkembang. Apa yang dirasakan, dialami oleh setiap perusahaan
dari mulai mereka membangun bisnisnya hingga kesuksesannya bahkan juga tidak
terkecuali kegagalan yang pernah dialaminya, membangun sebuah budaya dalam organisasi. Sebuah perusahaan akan menemukan bahwa
dari sekian tahun perjalanan bisnisnya, banyak hal yang kemudian dapat
dijadikan nilai-nilai dan norma yang dapat dipegang
teguh oleh organisasi untuk meraih sukses dalam jangka panjang.
Berdasarkan pemahaman di atas,
faktor yang menentukan terbentuknya budaya organisasi adalah pengalaman yang dijalani oleh organisasi itu sendiri. Pengalaman bisa berupa kesuksesan maupun kegagalan.
Kesuksesan bisa disebabkan karena adanya konsep bisnis yang tepat,
pendekatan manajemen yang terbaik, dan lain-lain. Sebaliknya, kegagalan dapat disebabkan oleh ketidaktepatan
konsep bisnis yang dijalankan, Pendekatan manajemen yang buruk, atau bahkan mungkin faktor lingkungan
eksterr P tidak sangguP diantisipasi
oleh perusahaan. Fase-fase kesuksesan dan kegagalan yang dari dasarnya menentukan bagaimana budaya
organisasi terbentuk dan diyaki kenp,adian
oleh organisasi tersebut sebagai sebuah konsep norma dan nilai yang than dan
menlengaruhi keseluruhan cara kerja perusahaan.
Manajemen
Bagi Budaya Organisasi
Bagaimana budaya organisasi dapat dikelola? Bagaimana
manajemen semcstin bertindak berdasarkan
budaya organisasi yang dianut dan dijalani, yang pada dasarn budaYa organisasi
ini jel.as dari
kepentingannya, namun tak mudah untuk diidentifik; karena
cenderung tak berwujud? Pada dasarnya para manajer perlu memahami organisasi
apa yang dianut saat ini, diyakini oleh
Lingkungan saat ini, dan kenuidi perlu
memiliki keyakinan untuk mempertahankan
dan atau mengubah budaya terseh sesuai
dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai dalam jangka panjang.
No comments:
Post a Comment