PERAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN ORGANISASI
Pengertian Komunikasi
Istilah manajemen
komunikasi adalah relatif baru.
Komunikasi itu sendiri bukan merupakan
bagian penting dari perbendaharaan ka_ ta
manajemen sampai akhir tahun 1940-an dan permulaan 1950-an. Tetapi,
sejalan dengan organisasi menjadi semakin."sadar manusia" dalam pendekatan hubungan manusiawi (lihat bab 3)
dan sejalan dengan para ahli perilaku
mulai menerapkan penelitian-penelitian mereka pada organisasi, komunikasi menjadi bagian penting yang diperhatikan manajemen. Bagaimanapun juga, komunikasi
tetap merupakan peralatan (tool) manajemen yang dirancang untuk mencapai
tujuan dan tidak dinilai atas dasar
hasil akhir dalam komunikasi itu sendiri.
Komunikasi adalah
proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi
wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan
tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan
berita dan menerimanya sangat tergantung pada ketrampilanketrampilan
tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran
informasi.
Komunikasi, sebagai suatu proses
dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui
pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para
anggota berbag~ satuan organisasi yang berbeda dan bidang
yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi. Konsep ini
mempunyai unsur-unsur :
1.
Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti,
2.
Suatu sarana pengaliran informasi
dan
3.
Suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di
antara individu-individu.
Pandangan
tradisional tentang komunikasi telah
banyak diubah oleh perkembangan
teknologi, yaitu bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara dua atau lebih individu, tetapi mencakup juga komunikasi antara orang-orang dan mesin-mesin, dan bahkan antara mesin dengan mesin lain.
teknologi, yaitu bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara dua atau lebih individu, tetapi mencakup juga komunikasi antara orang-orang dan mesin-mesin, dan bahkan antara mesin dengan mesin lain.
Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan
komunikasi sebagai the process by which people attempt to share meaning via the transmission of symbolic messages. Komunikasi adalah proses di mana seseorang
berusaha untuk memberikan pengertian atau
pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa
dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia. Komunikasi langsung berarti
komunikasi disampaikan tanpa penggunaan mediator atau perantara,
sedangkan komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya.
Berdasarkan pengertian di atas,
maka komunikasi memiliki beberapa elemen penting, yaitu:
- Komunikasi
melibatkan orang-orang, sehingga komunikasi yang efektif
terkait dengan bagaimana
orang-orang dapat berinteraksi satu sama lain secara lebih efektif.
- Komunikasi
berarti terjadinya berbagi informasi atau pemberian informasi maupun
pengertian (sharing meaning), sehingga agar pemberian informasi maupun pengertian ini dapat terjadi, maka
pihak-pihak yang berkomunikasi
perlu menyadari dan mengerti
berbagai istilah atau pengertian yang mereka gunakan dalam
melakukan komunikasi. Jika tidak, maka kemungkinan terjadinya salah persepsi dalam komunikasi sangat tinggi.
- Komunikasi melibatkan simbol-simbol, yang berarti komunikasi dapat berupa bahasa tubuh, suara, huruf, angka, dan lain-lain sebagai bentuk simbolis dari komunikasi yang dilakukan
Model
Komunikasi Antar Pribadi
Model proses komunikasi yang
paling sederhana adalah sebagai berikut :
Pengirim →→ Berita →→ Penerima
Model ini
menunjukkan 3 (tiga) unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur
hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh,
seseorang dapat mengirimkan berita, tetapi bila tidak ada yang menerima
atau mendengar, komunikasi tidak terjadi.
Meskipun modelnya sederhana, proses komunikasi
adalah kompleks. Sebagai satu gambaran
kompleksnya proses komunikasi adalah "telephone", di mana pengirim menyampaikan
suatu berita, tetapi penerima mungkin mendengar atau menerima berita
bukan yang dimaksudkan pengirim.
Sumber (source). Sumber
atau pengirim berita memainkan langkah pertama
dalam proses komunikasi. Sumber mengendalikan macam berita yang dikirim, susunan yang digunakan, dan sering saluran melalui mana berita
dikirimkan. Dalam organisasi, sumber merupakan pihak yang mempunyai kebutuhan
dan keinginan untuk mengkomunikasikan sesuatu gagasan, pemikiran, informasi,
dan sebagainya, ke
pada pihak lain.
Pengubahan berita ke dalam
sandi/kode (encoding). Langkah kedua ini - encoding the message - megubah berita ke dalam berbagai bentuk simbol-simbol verbal atau nonverbal yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata pencakapan atau tulisan, angka, gerakan,
ataupun kegiatan.
Dari beberapa simbol yang tersedia, pengirim berita
menyeleksi salah satu yang akan dapat memenuhi kebutuhan khusus. Pengirim berita seharusnya tidak hanya memikirkan apa yang
akan dikatakan tetapi juga bagaimana hal itu akan disajikan agar pengaruh
yang diinginkan dari penerima terpenuhi. Jadi, berita harus
disesuaikan dengan tingkat pemahaman, kepentingan dan kebutuhan penerima untuk mencapai konsekuensi-konsekuensi yang
diinginkan. Simbol-simbol harus
diseleksi atas dasar pemahaman yang akan diperoleh
dari pendengar atau pembaca. Kesamaan pengertian ini penting, karena ketidaksamaan pengertian akan
menimbulkan salah komunikasi.
Pengiriman berita (transmitting
the message). Langkah ketiga mencerminkan pilihan
komunikator terhadap media atau
"saluran distribusi". Komunikasi lisan mungkin disampaikan melalui
berbagai saluran - telephone, mesin pendikte, orang atau
videotape. Hal ini mungkin dilakukan secara pribadi atau dalam pertemuan kelompok dengan banyak orang. Dalam kenyataannya, salah
satu keputusan penting yang harus dibuat pengirim adalah dalam penentuan saluran
yang tepat atau sesuai bagi pengiriman
berita tertentu.
Manfaat komunikasi lisan, orang per orang, adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan
penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal
(gerakan tubuh, intonasi suara, dan lain-lain), di sampaikannya berita secara cepat, dan
memungkinkan umpan balik diperoleh segera.
Sedangkan
komunikasi tertulis dapat disampaikan melalui saluran-saluran
seperti memo, surat , laporan, catatan, bulletin dewan direktur, manual perusahaan, dan surat
kabar. Komunikasi tulisan mempunyai
manfaat dalam hal penvediaan laporan
atau dokumen untuk kepentingan di
waktu mendatang.
Agar komunikasi lebih efisien dan
efektif manajer perlu mempertimbangkan penentuan media atau saluran yang ada. Sebagai contoh, ucapan "selamat pagi" tidak perlu
ditulis dalam bentuk memo, sebaliknya pemberian pesanan sebaiknya
ditulis dengan bentuk memo.
Penerimaan berita. Langkah
keempat adalah penerimaan berita oleh pihak penerima. Pada dasanya, orang-orang menerima berita melalui ke lima
pancaindera mereka penglihatan, pendengaran, pengecap, perabaan dan penciuman. Pengiriman berita belum
lengkap atau tidak terjadi bila suatu pihak-belum menerima berita. Banyak Komunikasi penting gagal karena
seseorang tidak pernah menerima berita.
Pengartian atau
penterjemahan kembali berita (decoding). Langkah kelima proses komunikasi
adalah decoding. Hal ini menyangkut pengartian simbol-simbol oleh penerima. Proses ini
dipengaruhi oleh latar belakang,
kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga, dan gangguan di sekitarnya. Selalu ada kemungkinan bahwa berita dari sumber,
ketika diartikan oleh penerima, akan menghasilkan pengertian yang jauh berbeda dengan yang dimaksud oleh pengirim. Jadi, penerima mempunyai tanggung jawab besar untuk
efektifitas komunikasi, dalam hal komunikasi
dua arah. Manajer dan bawahan dapat berperan baik sebagai sumber maupun penerima dalam suatu interaksi.
Berbagai macam interaksi dapat dilakukan dengan ruang lingkup, tingkat
kepentingan dan periode waktu yang berbeda-beda.
Umpan balik (feedback). Setelah
berita diterima dan diterjemahkan, penerima mungkin menyampaikan berita balasan yang
ditujukan kepada pengirim mula-mula atau
orang lain. Jadi, komunikasi adalah proses
yang berkesinambungan dan tak pernah
berakhir. Seseorang berkomunikasi,
penerima menanggapinya melalui komunikasi selanjutnya dengan pengirim atau orang lain, dan seterusnya. Tanggapan ini disebut umpan balik.
Manajemen
dapat mendistribusikan suatu bulletin yang berisi kebijaksanaan
baru kepada kelompok-penyelia, tetapi sampai ada tanggapan dalam bentuk pertanyaan, persetujuan, komentar atau perilaku
atau sampai telah adanya pengujian untuk melihat apakahkebijaksanaan dijalankan
atau tidak, manajemen tidak akan tahu seberapa
efektif penyataan tersebut.
Komunikasi Organisasi
Semua faktor yang dibahas dalam model proses komunikasi di atas, dapat juga diterapkan pada komunikasi dalam organisasi. Kommunikasi efektif di mana saja, menyangkut
penyampaian berita dari seseorang
kepada orang lain secara akurat. Hanya
bedanya efektifitas komunikasi dalam
organisasi pdipengaruhi oleh beberapa faktor khusus. Raymond V. Lesikar telah menguraikan 4 (empat) faktor yang mempengaruhi efektifitas
komunikasi organisasi, yaitu saluran komunikasi
formal, struktur organisasi,
spesialisasi iabatan dan apa yang disebut Lesikar sebagai
"pemilikan informasi".
Saluran komunikasi formal mempengaruhi
efektifitas komunikasi dalam dua cara. Pertama, liputan saluran formal semakin melebar sesuai perkembangan dan pertumbuhan organisasi.
Sebagai contoh, komunikasi efektif
biasanya semakin sulit dicapai dalam organisasi yang besar dengan
cabang-cabang yang menyebar. Kedua, saluran
komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar tingkattingkat organisasi. Sebagai contoh, karyawan lini
perakitan hampir selalu akan
mengkomunikasikan masalah-masalah pada penyelia (mandor) mereka dan bukan pada manajer pabrik. Keterbatasan ini mempunyai kebaikan (seperti menghindarkan manajer
atas dari kebanjiran informasi),
tetapi juga mempunyai kelemahan (seperti menghindarkan manajer atas
dari informasi yang seharusnya mereka peroleh).
Struktur
wewenang organisasi mempunyai pengaruh yang sama terhadap efektifitas organisasi. Perbedaan kekuasaan dan
kedudukan (status) dalam organisasi akan menentukan pihak-pihak yang berkomunikasi dengan seseorang serta isi dan ketepatan
komunikasi. Sebagai contoh,
percakapan antara direktur perusahaan dengan karyawan
akan dibatasi formalitas dan
kesopanan, sehingga tidak ada pihak yang berkehendak untuk mengatakan
sesuatu yang penting.
Spesialisasi jabatan biasanya akan mempermudah
komunikasi dalam kelompok-kelompok yang
berbeda. Para anggota suatu kelompok
kerja yang sama akan cenderung berkomunikasi dengan istilah, tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama. Komunikasi antara kelompok-kelompok yang sangat berbeda
akan cenderung di hambat.
Pemilikan informasi berarti
bahwa individu-individu mempunyai informasi khusus dan pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan mereka. Sebagai contoh, manajer produk akan
mempunyai pengamatan yang lebih tajam dalam perumusan strategi-strategi
pemasaran, kepala departemen mungkin
mempunyai cara tertentu yang efektif untuk menangani konflik di antara para
bawahannya. Individuindividu yang
memiliki informasi-informasi khusus ini dapat
berfungsi lebih efektif daripada
lainnya, dan banyak di antara mereka yang tidak bersedia membagikan
informasi tersebut kepada yang lain.
Jaringan komunikasi dalam
organisasi. Organisasi dapat merancang jaringan
atau struktur komunikasi dalam berbagai cara. Jaringan komunikasi mungkin dirancang kaku, seperti bahwa karyawan dilarang berkomunikasi dengan siapapun kecuali atasannya
langsung. Jaringan semacam ini
biasanya dimaksudkan untuk menghindarkan manajer atas dari informasi berlebihan yang tidak perlu dan menjaga kekuasaan
dan statusnya. Sebaliknya, jaringan mungkin dirancang lebih bebas, di mana individu-individu dapat berkomunikasi
dengan setiap orang pada setiap
tingkat. Jaringan seperti ini digunakan bila aliran komunikasi yang lebih bebas sangat diperlukan, seperti dalam departemen riset.
Jaringan "huruf Y" dan
"bintang" adalah komunikasi yang terpusat, dengan C pada posisi pusat.
Komunikasi yang disentralisasi ini lebih efektif untuk menyelesaikan masalah-masalah
rutin dan tidak kompleks, karena lebih cepat dan lebih akurat. Tetapi bila masalahnya kompleks, jaringan "lingkaran" dan "rantai" yang
didesentralisasi, akan lebih cepat dan akurat penyelesaiannya. Kepuasan anggota kelompok juga cenderung lebih tinggi dalam
jaringan jaringan yang didesentralisasi.
SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Pemahaman
yang lebih baik tentang komunikasi organisasi dapat
diperoleh dengan mempelajari arah-arah dasar gerakannya yang tampak dengan terbentuknya saluran-saluran
komunikasi. Saluransaluran komunikasi formal ditentukan oleh struktur organisasi atau ditunjukkan oleh berbagai sarana formal lainnya, tipe saluran-saluran dasar komunikasi adalah vertikal, lateral dan diagonal.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas
komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward
communication) dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah
melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan,
informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta
memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan
kebijaksanaan organisasi.
Berita-berita ke bawah dapat
berbentuk tulisan maupun lisan, dan biasanya disampaikan melalui memo, laporan atau
dokumen lainnya, bulletin, pertemuan atau rapat, dan percakapan serta melalui
interaksi orang per orang atau kelompok-kelompok kecil. Manajemen seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada
usaha komunikasi ke bawah, tetapi
juga komunikasi ke atas.
Fungsi utama komunikasi
ke atas (upward communication)
adalah untuk mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah. Tipe komunikasi ini mencakup
laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat
dipandang sebagai data atau
informasi umpan balik bagi manajemen atas.
Bentuk-bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan
"pintu terbuka", sistem komunikasi informal, survey sikap, dewan
manajemenkaryawan, atau sistem
inspektur
Komunikasi
Lateral atau Horizontal
Komunikasi lateral atau horizontal meliputi hal-hal berikut ini :
1.
Komunikasi di antara para anggota dalam kelompok
kerja yang sama.
2.
Komunikasi yang terjadi antara
dan di antara departemen-departemen
pada tingkatan organisasi yang sama.
Bentuk komunikasi ini pada
dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan
hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi
ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.
Komunikasi lateral,
selain membantu koordinasi kegiatankegiatan lateral, juga menghindarkan prosedur pemecahan masalah yang lambat.
Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi
yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah
organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai
hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf. Seperti telah dibahas dalam bab 10 bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staf
dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal
yang berbeda-beda
pula.
PERANAN KOMUNIKASI INFORMAL
Pembahasan aliran-aliran
komunikasi di atas adalah berkenaan dengan yang disebut komunikasi
"formal", sebagai saluran penyampaian berita yang dirancang manajer organisasi untuk memudahkan hubungan pekerjaan. Komunikasi informal, bagaimanapun juga, adalah juga bagian penting
aliran komunikasi organisasi. Bentuk komunikasi ini timbul dengan berbagai
maksud, yang meliputi antara lain :
1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan
manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.
2.
Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan.
3.
Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain. 4. Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan
pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.
Tipe komunikasi informal yang paling terkenal adalah 'grapevme " (mendengar sesuatu bukan dari sumber resmi, tetapi dari desasdesus,
kabar angin atau "slentingan"). Sistem komunikasi "grapevme" cenderung dianggap merusak atau merugikan,
karena tidak jarang terjadi penyebaran
informasinya tidak tepat, tidak lengkap dan menyimpang. Selain itu, desas-desus
cenderung bersifat membakar, tidak sesuai
dengan kenyataan, lebih bersifat emosional daripada logika, dan kadang-kadang dirahasiakan dari
anggota yang mempunyai wewenang manajerial lebih tinggi.
Di lain pihak, komunikasi "grapevme"
mempunyai peranan fungsional sebagai
alat komunikasi tambahan bagi organisasi. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa komunikasi "grapevme" lebih cepat, lebih akurat dan lebih efektif dalam
menyalurkan informasi. Manajer dapat mempergunakan komunikasi ini dengan informasi
yang sengaja "dibocorkan".
Manajer harus menyadari bahwa
komunikasi informal
dan terutama "grapevme" tidak dapat dihilangkan. Bahkan, sebaiknya manajer perlu memahami dan menggunakan "grapevme"
sebagai pelengkap komunikasi formal. Peran salah komunikasi ini dapat diminimalkan dengan merancang saluran komunikasi formal
yang baik, dan menyebarkan informasi dengan cepat dan tepat.
EFEKTIVITAS KOMUNIIKASI
Berbagai pennyebab timbulnya
masalah-masalah komunikasi dan betapa sulitnya mencapai komunikasi efektif telah dibahas di atas. Sekarang akan dibicarakan berbagai cara dengan
mana para manajer dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi. Teknik-teknik ini pada dasarnya adalah cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
disajikan sebelumnya.
Kesadaran
Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif
Karena berbagai hambatan
organisasional dan antar pribadi, komunikasi efektif tidak dapat dilaiarkan terjadi
begitu saja. Manajer' harus
memainkan peranan penting dalam proses komunikasi, di mana hanya dengan cara
itu kemudian dapat diambil langkah-langkah untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi.
Pentingnya komunikasi menyebabkan
banyak perusahaan besar menggunakan para "ahli komunikasi".
Para spesialis komunikasi ini membantu perbaikan komunikasi dengan bantuannya
kepada para penyelia memecahkan masalah-masalah komunikasi internal; penentuan
strategi komunikasi perusahaan sehubungan dengan "layoffs", penutupan pabrik atau relokasi, dan terminasi;
serta pengukuran kualitas
kegiatan-kegiatan komunikasi, melalui interview (wawancara) atau survey.
Penggunaan Umpan - Balik
Peralatan penting pengembangan komunikasi lainnya
adalah penggunaan umpan balik berita-berita yang
dikirim. Komunikasi dua arah ini memungkinkan proses komunikasi berjalarn lebih efektif. Para
manajer dapat melakukan paling sedikit dua. hal untuk mendorong umpan balik dan menggunakannya secara
efektif. Manajer dapat menciptakan
lingkungan yang mendorong umpan balik,
dan mendapatkan umpan balik melalui kegiatan mereka sendiri.
Cara manajer berkcmunikasi dengan
para bawahannya dapat menentukan jumlah umpan balik yang akan mereka terima. Di samping itu, tipe komunikasi yang digunakan dan
lingkungan komunikasi penting dalam
penentuan umpan balik macam apa yang akan
didapatkannya. Dalam hal ini manajer
perlu memainkan peranan aktif dalam pengadaan umpan balik tersebut. Sebagai
contoh, setelah memberikan penugasan
suatu pekerjaan manajer dapat bertanya, "Apakah saudara mengerti
?" atau "Apakah saudara mempunyai pertanyaan
?" atau "Apakah ada yang
belum saya jelaskan ?" Tetapi pertanyaan-pertanyaan
itu tidak mendorong timbulnya jawaban jawaban, sehingga pendekatan yang lebih
langsung dapat dilakukan dengan
mengatakan :"Pekerjaan ini adalah penting; sebab itu pahami benar setiap langkah, laporkan kepada saya apa yang
akan saudara lakukan".
Di lain pihak, para manajer perlu secara aktif mencari umpan balik. Manajemen partisipatif dan komunikasi tatap
muka merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan balik.
Menjadi Komunikator yang Lebih Efektif
Teknik-teknik komurikasi yang jelek mengganggu banyak manajer,
seperti ha.lnya mengganggu hubungan mereka dengan para bawahannya
di luar pekerjaan. Oleh karena itu, latihan-latihan dalam penulisan dan
penyampaian berita secara lisan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol,
penggunaan bahasa, pengutaraan yang tepat dan kepekaan terhadap latar
belakang penerima berita.
Salah satu peralatan yang digunakan secara efektif
oleh para psikolog, pembimbing, dan
orang-orang yang profesinya
memerlukan pemahaman yang mendalam tentang klien mereka, yaitu active listening,dapat dipergunakan untuk mengembangkan dimensi baru ketrampilan manajemen para manajer. Prinsip dasar
peralatan ini adalah penggunaan reflective
statements (pernyataan balik) oleh pendengar. Bagaimanapun juga,
posisi kunci para manajer dalam proses komunikasi,
membuat kebutuhan mendesak bagi pengembangan diri untuk menjadi komunikator yang lebih efektif.
Pedoman Komunikasi yang Baik
American Management Associations (AMA) telah menyusun
sejumlah prinsip-prinsip komunikasi yang
disebut "the Ten Commandments of
Good Communication" (sepuluh
pedoman komunikasi yang baik). Pedoman-pedoman ini disusun untuk meningkatkan
efektifitas komunikasi organisasi, yang
secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. Cari
kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
2.
Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3.
Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia
keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan.
4.
Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila
perlu, dalam perencanaan komunikasi.
5.
Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya
sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi.
6.
Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan
segala sesuatu yang membantu atau umpan balik.
7.
Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah
dilakukan.
8.
Perhatikan konsistensi komunikasi.
9.
Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuk mengerti.
Prinsip-prinsip komunikasi AMA ini memberikan kepada para manajer
pedoman untuk meningkatkan efektifitas komunikasi.
No comments:
Post a Comment