Friday, 16 July 2010
Dinginnya pagi ini menyelimuti tubuhku. Lantai kamarku pun terasa seperti kristal es Titanic. Tapi bukan berarti aku harus kembali tidur beralaskan kasur empuk, didampingi kumpulan bantal dan selimut tebal. Aku tidak ingin seperti itu. Akhirnya, dengan api semangat yang membara di tubuhku maka aku pun dapat melawan dinginnya sang pagi. Kemudian aku bangun dengan merapikan kamar tidurku. Mencuci pakaian, piring, mengepel, membersihkan dapur dan kamar mandi serta memasak.
Hmmm,,,sang perantau harus bisa hidup mandiri. Makan sendiri, segalanya serba sendiri. Pagi ini aku memasak 2 menu terbaru. Menu yang sebelumnya belum pernah aku coba. Diantaranya, Tahu-Tempe Asam Cinta dan Mie Rupa-rupa. Nama masakan itu aku buat berdasarkan cita rasanya. Filosofinya, Tahu dan tempe digoreng dengan penuh cinta sambil mendengar nasyid UNIC. Sebuah nasyid favoritku. Begitu halnya dengan Mie rupa-rupa, aku memberikan nama itu karena rasanya rupa-rupa. Semua rasa terkandung di dalamnya.
Masakan yang aku masak pagi ini mirip dengan kehidupanku selama menjadi anak kos. Kehidupan yang terkadang pahit, pedas, dan senang. Tapi ternyata jika dinikmati, semuanya terasa nikmat. Kehidupan menjadi anak kos adil bagiku. Semua rasa pernah hinggap dalam diri ini. Pengalaman menjadi anak kos mengajariku akan makna sebuah kehidupan. Mengajariku akan pentingnya sebuah kemandirian dan kerja keras. Kata almarhumah bundaku “Menjadi wanita harus bisa masak. Hidup mandiri dan belajarlah dari sekarang untuk persiapan masa depan yang cemerlang. Masak itu tidak sulit.”
Pesan almarhumah bundaku, membuat diri ini menjadi termotivasi untuk terus belajar memasak. Belajar tak kenal henti. Apalagi sekarang hidup di pulau seberang (Bandung-Jawa Barat). Itu menunjukkan bahwa aku harus benar-benar bisa hidup mandiri. Aku jadi ingat pengalaman dulu masa SMP dan SMA. Dulu aku juga anak kos. Besar di daerah orang. Selalu jauh dari orang tua. Semuanya aku lakukan demi menggapai semua impian. Meraih mimpi-mimpi besarku.
Hayooo…temen2 kaum hawa mari semangat berlomba-lomba untuk memasak. Cobalah dari saat ini juga. Tunjukkan keakhwatanmu dengan memasak. Para pedagang nasi goreng, bakso, gorengan dan yang lainnya kebanyakan kokinya ikhwan…masa akhwat kalah??? Calon ibu rumah tangga…Malu donk….
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment