Banyak kemajuan pandangan masyarakat kita terhadap bisnis dibandingkan dengan satu atau dua dekade yang lalu. Pada masa lalu, orang tua kita memandang sebelah mata terhadap pekerjaan bisnis. Bisnis tidak dianggap sebagai profesi. Orang terpandang, intelektual, ahli agama menutup minatnya terhadap bisnis, ada rasa malu menerjuni bidang ini. Namun persepsi demikian telah berlalu, masyarakat tidak memandang rendah lagi, bisnis sudah terangkat menjadi profesi elit. Bisnis sudah menjadi dambaan anak muda. Banyak juga orang yang beralih profesi bisnis, seperti ahli hukum , teknologi, kedokteran, pendidik/guru, dosen. Di universitas saya sendiri (UPI), tidak sedikit dosen maupun para mahasiswa/mahasiswi yang selingkuh. Artinya, selain mengajar dosen juga terjun ke dunia bisnis, karena kalau hanya mengandalkan gaji saja tidak seberapa nilainya. Begitu halnya dengan mahasiswa/mahasiswi (UPI), mereka kuliah sambil terjun ke dunia bisnis. Tapi anehnya, kebanyakan dari mereka bukan berasal dari jurusan Pendidikan Manajemen Bisnis (Tata Niaga). Saya salut dengan semangat dan jiwa bisnis yang dimilikinya. Saya sendiri yang berasal dari jurusan Pendidikan Manajemen Bisnis hanya bisa teorinya saja tanpa terjun langsung untuk menekuni dunia bisnis itu sendiri. Sebenarnya dunia bisnis itu sangatlah indah bagi orang-orang yang ingin menikmatinya. Di dalam dunia bisnis itu sendiri banyak tantangan dan rintangan yang harus kita hadapi dan jika kita bisa mengatasi tantangan tersebut maka sungguh kita termasuk orang-orang yang berhasil dan luar biasa. Jika kita lihat, rakyat Indonesia yang dominan beragama islam lupa, tidak banyak mengetahui akan ajaran islam tentang pekerjaan di bidang bisnis. Pernah Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat, “Pekerjaan apakah yang paling baik ya Rasulullah?” Rasululah menjawab, “Seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih” (HR Al-Bazzar). Jual beli yang bersih berarti sebagian dari profesi bisnis. Selain itu para ulama telah sepakat mengenai kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai perkara yang telah dipraktekkan sejak zaman Rasulullah SAW hingga masa kini. Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda: “Pedagang yang jujur lagi terpercaya, adalah bersama-sama para nabi, orang sadiqiin dan para syuhada” (HR Tirmizi dan Hakim). Memang demikian berdagang atau berbisnis harus dilandasi oleh kejujuran. Apabila orang berbisnis tidah jujur maka tunggulah kehancurannya. Dan apabila ia jujur maka ia akan mendapat keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia duga darimana datangnya, demikian menurut ajaran agama islam. Ada sebuah hadits yang mengatakan “Orang yang menyuap dan orang yang menerima suap, kedua-duanya masuk neraka. (HR. Thabrani dari AAbdillah bin Amrin r.a). Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah SAW juga seorang yang cinta akan dunia bisnis. Dimana beliau menekuni dunia bisnis sejak masih kecil. Beliau ikut berdagang bersama pamannya yaitu Abu Thalib. Beliau terkenal seorang yang sangat jujur di dalam bisnisnya sehingga seorang janda kaya raya (Siti Khadijah) tertarik akan kejujuran beliau. Dan pada suatu hari mereka menikah dan bisnisnya pun makin berkembang. Jadi, salahkah jika kita mengikuti segala perbuatan yang pernah Rasulullah contohkan? Salahkah jika kita terjun ke dunia bisnis? Bukankah Rasulullah juga seorang yang suka berbisnis? Renungkanlah….!!! Anda pasti akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut…keep hamasah..!!!karena sesungguhnya tidak ada yang sulit jika kita mau dan berani untuk mencobanya..!!! Allah juga telah mengatakan bahwa setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan..
No comments:
Post a Comment