Thursday, 25 August 2011
PROPOSAL HIDUP AKTRIS MONIKA FAVORIT MAKBUL (BAGIAN II)
Aktris Monika F.M, orang spesial, dosen teladan, peneliti termuda, business women termuda. Seorang mahasiswi salah satu universitas negeri di Bandung yaitu Universitas Pendidikan Indonesia. Mengambil jurusan Pendidikan Manajemen Bisnis, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Mengambil jrusan itu PMB adalah salah satu jalan untuk meraih semua impiannya menjadi seorang dosen, business women dan peneliti. Kini hari-harinya ia habiskan untuk kuliah, organisasi, penelitian dan wirausaha. pohon target yang terpampang di tembok kamarnya menjadikan ia lebih termotivasi dan semangat untuk bisa menggapai semua mimpi-mimpi yang pernah ditulisnya. Memasak adalah salah satu hobinya. Melanjutkan S2 jurusan M2B (Magister Manajemen Bisnis) UPI adalah targetnya di tahun 2012. Semoga bisa diraihnya.
PROPOSAL HIDUP AKTRIS MONIKA FAVORIT MAKBUL (BAGIAN 1)
Saya juga sangat spesial karena saya berbeda dengan siapapun di muka bumi. Saya terlahir hari Senin, 8 Oktober 1990. Bapak saya adalah Makbul Ramen, S. Pd dan ibu saya adalah Hj. Juniati. Bapak saya seorang guru SD dan ibu saya seorang petani. Mereka adalah guru kehidupan terbaik saya.
Orang tua saya bercerai ketika saya masih berumur 8 bulan dalam kandungan ibu. Kemudian setelah saya lahir, saya diasuh dan dibesarkan oleh seorang wanita janda yang luar biasa yaitu nenek. Saya besar di atas kasih sayang nenekku. Ketika saya kecil, nenek selalu mengajarkan saya akan arti sebuah hidup. Saya dibiasakan untuk hidup mandiri dan bekerja keras. Alhamdulilah, didikan nenekku membuahkan hasil. Walau hidup dalam kesederhanaan dengan seorang nenek, namun bukan berarti itu semua menyurutkan semangat langkahku, bukan. Tapi justru karena itulah saya semakin semangat untuk dapat meraih semua mimpi-mimpi besarku. Saya menyadari bahwa siapalah diri ini. Tapi saya yakin walaupun hidup saya tidak semewah teman-teman saya, namun saya pasti bisa menggapai impian saya. Semuanya saya buktikan dengan prestasi-prestasi akademik ketika duduk di bangku SD. Alhamdulilah saya bisa menjadi sang juara dan sering mewakili sekolah untuk ikut perlombaan olimpiade dan cerdas cermat. Sebelum masuk SD, memang ibu dan nenekku sudah mengakui akan kecerdasanku. Walau saya tidak masuk TK, namun saya sudah bisa mengaji, membaca, menulis dan berhitung dengan lancar serta menghafal perkalian 1 sampai 100. Semuanya ibuku yang mengajarkan. Karena ia menginginkan saya menjadi seorang anak sholehah dan cerdas. Dan semuanya terbukti dengan prestasi-prestasi yang saya raih. Belajar adalah amanah terbesar dari ibuku. Dan sebagai anak sudah kewajibannya untuk mewujudkan impian ibu. Tidak ada kata untuk berhenti belajar dan belajar. Selain belajar akademik, saya juga mencoba untuk belajar bekerja. Pulang sekolah saya menjadi seorang buruh di sawah orang lain. Dan jika tidak ada yang menawarkan saya kerja, Waktunya saya gunakan untuk keliling jualan makanan buatan ibuku. Alhamdulilah, usaha yang saya lakukan dapat menambah uang jajan sekolah dan sisanya bisa saya tabung untuk keperluan yang mendesak. Saya jalani semuanya dengan senang. Semuanya saya nikmati. Demi impian besarku yaitu ingin menjadi seorang dosen.
Tahun demi tahun saya jalani kehidupan menjadi seorang pelajar, buruh tani dan penjual kue keliling. Tidak terasa umurku sudah beranjak 12 tahun. Saya lulus SD dengan nilai terbaik. Dan alhamdulilah bisa masuk salah satu SMP di Kota kabupatenku. Untuk bisa masuk SMP itu, saya harus ikut seleksi dengan ratusan orang. Peserta seleksi ada 850 orang dan yang dicari adalah 700 orang. Dan alhamdulilah saya termasuk di antara 700 orang tesebut. Kemudian dipilih sepuluh terbesar di antara 700 orang yang telah terpilih. Dan alhamdulilah saya masuk urutan keenam. Menjadi pelajar SMP saya harus mencoba untuk hidup lebih mandiri lagi. Saya kos dan itu artinya saya harus berpisah dengan nenek dan ibuku yang selama ini selalu menyemangati hidupku. Tapi tidak mengapa. Karena lagi lagi semuanya demi masa depanku. Demi mimpi mimpi besarku yang harus saya raih. Saya harus bisa mencoba untuk bertahan hidup jauh dari mereka. Menjadi seorang pelajar SMP, hari hariku jalani dengan belajar dan jualan. Saya tidak ingin prestasi yang selama ini pernah saya raih di bangku SD turun. Saya tidak ingin mengecewakan orang-orang yang saya sayangi dan cintai. Akhirnya semangatku semakin berkobar. Walau saya adalah seorang siswa yang lahir di perkampungan, desa terpencil dan sangat pelosok, bukan berarti itu membuat saya minder dan kemudian tidak bisa bersaing dengan teman-teman yang dari kota. Saya mencoba untuk terus berusaha membuktikan bahwa seorang yang lahir dan besar di perkampungan bisa berprestasi. Alhamdulilah, seiring dengan berjalannya waktu saya bisa meraih impian saya. Teman-teman selalu memanggilku dengan panggilan bu ustadzah dan bu guru. karena sering kali ketika yasinan bareng di lapangan saya dipercayai oleh semua guru-guru untuk kultum. Teman-teman saya pun menikmati dan mendengarkan apa yang saya sampaikan. Prestasi-prestasi dapat kuraih. Mulai dari juara kelas, juara umum dan mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade Biologi, lomba debat, dan cerdas cermat tingkat kota. Hingga akhirnya alhamdulilah saya mendapatkan beasiswa. Untuk menjadi sang juara memang tidak mudah. Apalagi ditambah menjadi seorang penjual. Tapi tidak ada yang sulit jika kita benar-benar ingin mencobanya. Dimana ada kemauan maka disitulah kita harus membuat jalan. Nikmati saja, kurangi rasa mengeluh, apalagi sampai putus asa. Waktu itu, untuk mengambil barang jualan, saya harus jalan kaki ke pasar. Dan jarak antara kos dengan pasar lumayan jauh. Tapi saya nikmati. Karena saya yakin suatu hari nanti masa indah itu pasti akan datang menghampiriku.
Tidak terasa sudah 3 tahun saya hidup di Kota Praya untuk menimba ilmu di SMPN PPK (Program Pendidikan Keterampilan) 1 Praya Tengah. Satu-satunya SMP di NTB yang sudah memiliki jurusan seperti SMK. Akhirnya dengan berat hati saya harus meninggalkan kot Praya untuk menimba ilmu lagi di Pengadang. Saya diterima menjadi salah satu siswa di SMAN 1 Praya Tengah yang letaknya di Pengadang. Kebiasaan di SMA dengan kebiasaan ketika SMP tidak beda jauh. Teman-teman dan guruku selalu memanggilku dengan panggilan bu ustadzah dan bu dosen. karena sering kali ketika yasinan bareng di lapangan saya dipercayai oleh semua guru-guru untuk kultum. Teman-teman saya pun menikmati dan mendengarkan apa yang saya sampaikan. Saya sering maju ketika ada pertanyaan berupa kuis yang diberikan kepala sekolahku. Dan alhamdulilah sering dapat hadih darinya karena saya berhasil menjawab setiap pertannyaan kuis yang diberikannya. Saya ingin menambah pengalaman dan wawasan baru. Tapi dengan apa saya bisa mendapatkan pengalaman baru itu? Akhirnya terlintas dalam benakku, salah satu cara untuk mendapatkan pengalaman baru adalah dengan mengikuti oraganisasi-organisasi yang ada di sekolah. Maklumlah, karena ketika SMP saya hanya ikut OSIS tapi itupun saya tidak begitu aktif. Saya mencoba untuk ikut salah satu ekstrakurikuler yaitu teater. Tapi beberapa bulan kemudian saya berhenti karena jadwalnya bentrok dengan praktek mata pelajaran olahraga. Saya pun berhenti sejenak dari organisasi. Waktu itu ingin rasanya mengikuti organisasi keagamaan tapi di sekolah saya belum ada. Seiring dengan perkembangan sekolah saya, alhamdulilah ketika kelas 2 SMA terbentuk Rohis di SMAku. Saya pun mencoba untuk ikut bergabung di dalamnya. Saya dipilih untuk menjadi ketua keputrian dan bendahara Rohis “Asy-Syabab. Dari sanalah saya mulai mencintai dunia organisasi dan bisa berkumpul dengan orang-orang yang luar biasa.banyak orang mengatakan bahwa organisasi biasanya dapat mengganggu akademik. Tapi saya mencoba untuk membuktikan bahwa organisasi dan akademik bisa berjalan dengan balance. Semuanya saya buktikan melalui prestasi saya yaitu bisa menjadi sang juara, juara kelas, juara umum dan mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade dan cerdas cermat. Dan alhamdulilah saya juga mendapatkan beasiswa.
MASIH BANYAK LAGI CERITAKU.....
Subscribe to:
Posts (Atom)